Namaku Yanto umurku sekarang 33 th. Kisah ini adalah kisah nyataku yang
aku alami bersama dengan anak tetanggaku sekitar 10 tahun yang lalu.
Waktu itu aku masih kuliah dan Ayu, sebut saja begitu, umurnya masih
sekitar 18 th dan baru saja lulus dari SMU.
Ayu orangnya supel dan mudah bergaul dengan siapa saja. Maka dari itu
semua orang dilingkungan tempat tinggalku kenal dengan dia. Selain itu
juga Ayu aktif dalam berbagai kegiatan dilingkungan kami seperti halnya
karang taruna dan dia selalu terpilih menjadi ketua panitia dalam setiap
kegiatan dilingkungan kami. Sifatnya yang energik itulah yang disukai
siapapun. Satu lagi sifat yang sulit dipisahkan darinya yaitu, dia
seorang gadis tomboy, walaupun dia sering marah jika disebut begitu.
Sikap Ayu padaku sudah seperti adikku sendiri. Dia seringkali main ke
rumahku untuk sekedar bercengkerama dengan keluarga kami. Dan juga pada
tetangga yang lain dia juga begitu. Karena begitu akrabnya denganku
sehingga dia sering keluar masuk kamarku untuk sekedar membangunkanku
dari tidur mengajakku bercanda atau kadang-kadang dia juga tak segan
untuk curhat denganku.
Kebiasaan itulah yang selalu dilakukannya hingga pada suatu saat aku
lupa mematikan komputer yang ada dikamarku setelah aku mengerjakan paper
untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar semalam suntuk. Karena kelelahan
aku tertidur dimuka komputer dan aku tinggalkan komputerku dalam keadaan
menyala. Sebagai anak muda menyimpan gambar-gambar porno dari disket ke
disket atau bertukar VCD porno adalah hal yang wajar diantara aku dan
teman-temanku. Rasa khawatirku muncul dan aku bergegas bangun.
“..Mas, koq komputernya gak dimatiin sih..?” tanya Ayu sambil
menggeser-geser mouse. Untung saja ia hanya main game solitaire. Aku
banting lagi tubuhku yang masih setengah nyawa ke kasur busa yang ada
dilantai.
“..iya..semalem..abis ngerjain tugas..aku ketiduran, Yu..” kataku sambil bermalas-malasan dikasur
“..iya..udah sana mandi..! mana bau ih..udah sana..!” bentak Ayu sambil
bercanda menirukan gaya Ibuku yang biasa membangunkanku dengan kata-kata
itu.
“..hoahhh..!!” aku menguap sambil menggeliat mengumpulkan nyawa.
“..idih..baunya kemana-mana..udah sana mandi..mo mandi gak..hah?!” kata Ayu sambil merapat padaku dan memukul guling ke mukaku..
“..aduh..duh..aduh..he..he..he..aduh..!!” aku pura-pura sakit sambil tertawa terkekeh.
“..udah..sana..mandi..sana!!” bentak Ayu sambil terus memukul-mukul dengan bantal ke mukaku
Tak tahan diserang bertubi-tubi aku akhirnya menyerah dan bergegas ke
kamar mandi sambil mengambil handuk dan pakaianku. Hari itu hari sabtu
jadi aku tak perlu tergesa-gesa karena hari itu hari libur. Ada yang
aneh karena Ayah dan Ibuku yang biasanya ada dirumah kini tidak ada.
Setelah itu aku kembali ke kamarku.
“..Yu..Ibu sama Ayahku kemana..?” tanyaku pada Ayu
“..lho..Mas..koq..gak tahu sih..?” Ayu balas bertanya
“..nggak..ada apa..?” tanyaku lagi..
“..Ibu sama Ayah Mas..tadi pagi udah berangkat ke Bekasi..katanya mo lihat anaknya Mas Robi..” cerita Ayu.
Mas Robi adalah abangku. Anaknya yang juga adalak keponakanku yang
umurnya baru 2 tahun sakit. Ayah dan Ibuku menengok keponakanku yang
adalah cucu mereka juga.
“..Oh..” aku baru mengerti
“..iya..nah tadi Ayah sama Ibu mas Yanto nitip rumah ke aku..” kata Ayu
“..Oh..” sahut ku
“..ah..oh..ah..oh..apanya sih..?!” hardik Ayu sambil bercanda.
“..ah..nggak..” kataku sambil memperhatikan Ayu
Wajah Ayu sepertinya biasa-biasa saja. Hanya kulitnya yang putih mulus
yang membuatnya terlihat cantik. Rambutnya yang dipotong pendek semakin
membuat ia kelihatan tomboy. Tubuhnya sintal dan padat menyiratkan kalau
ia seksi. Dalam hatiku ingin sekali menikmati tubuhnya itu yang aku
rasa lebih nikmat daripada pelacur kelas kakap sekalipun. Aku atur
strategi bagaimana caranya supaya aku bisa menikmati tubuhnya.
“..kenapa sih, Mas..?!” tanya Ayu yang membuat lamunanku buyar seketika
“..akh..nggak..eh..Ayu udah sarapan belom..?” tanyaku mengalihkannya
“..kenapa sih..mau Ayu buatin yah..?” kata Ayu
“..aduh kamu tuh baik sekali sih..” kataku memujinya
“..iya dong..siapa dulu dong..Ayu..” katanya membanggakan diri sambil meinggalkan kamarku
Aku buka gambar-gambar porno di folderku. Aku pajang besar-besar untuk
memancing Ayu supaya melihatnya. Aku ingin tahu reaksinya. Tak lama
kemudian memanggilku.
“..mas udah tuh..” katanya. Aku meninggalkan komputerku dalam keadaan
gambar terdisplay besar-besar dimonitor. Perkiraanku benar saja. Ayu
kembali ke kamarku. Aku sengaja membiarkannya melihat gambar-gambar
porno itu karena ingin tahu reaksinya. Sementara itu aku sarapan diruang
makan. Setelah itu aku kembali ke kamarku.
Tak ku sangka dan tak ku duga Ayu ternyata membolak-balik gambar-gambar
yang ada difolderku sambil melihat gambar-gambar yang lain. Aku hanya
memperhatikannya dimuka pintu tanpa sepengetahuannya. Aku tak bisa
melihat wajahnya karena ia membelakangiku entah bagaimana mimik mukanya.
Perlahan aku dekati dia berbicara.
“..ehm..lagi ngapain, Yu..?” tanyaku
“..ehm..nggak..eh..eh..aduh..maaf..yah, Mas..eh..Ayu nggak sengaja..maaf
udah buka-buka foldernya Mas..” kata Ayu. Ku lihat mukanya merah dan
berkeringat.
“..ah..nggak pa-pa..koq..itu juga buat ngilangin stress aja..” kataku dengan ringan
“..aduh..gimana..nih.maaf yah ..mas..” kata Ayu memohon maaf padaku. Padahal aku tahu kalau Ayu malu setengah mati.
“..enggak..nggak pa-pa..koq..” kataku lagi
Kali ini aku menuntun tangannya yang memegang mouse supaya lebih aktif
lagi membuka gambar yang lain. Aku rasakan keringat dingin yang
membasahi tangan Ayu.
“..rileks aja oke..” kataku sambil meniup tengkuk leher Ayu. Teknik ini untuk membangkitkan birahi wanita.
“..emh..Mas..” sahut Ayu
“..tuh lihat..ditunggingin gitu trus ditubles deh pantatnya..” kataku mengomentari gambar doggy style
“..ih..masak sih..Mas..hiiy..jorok..ih..!” kata Ayu terkaget-kaget
Tanganku membimbing tangannya yang memegang mouse untuk melihat gambar
selanjutnya. Kali ini gambar seorang gadis mengulum-ngulum penis pria
yang berukuran besar dan panjang.
“..kalo yg ini..serem..ah..” bisikku sambil terus meniup tengkuk lehernya.
“..ih..jijik..ih..udah ah, Mas..liat yang lain aja..” bisik Ayu
Tanganku terus membimbing tangannya yang memegang mouse hingga gambar
berikutnya. Kali ini gambar vagina yang dijilati oleh pria. Ayu
terbelalak.
“..tuh..dijilatin..tuh..enak kali yah..?!” bisikku ditelinganya
“..ih..apa nggak jijik tuh, Mas..?!” tanya Ayu terheran-heran
“..nggak..enak..koq..liat aja tuh cowoknya ke enakkan gitu..” kataku
“..ih..” Ayu masih terlihat jijik.
“..kalo kamu mau..Mas mau tuh jilatin..” bisikku sambil menawarkan
“..” Ayu diam saja
“..gimana, Yu..kamu mau nggak..enak koq..” rayuku
“..engh..nggak..ah..” kata Ayu
“..ih..enak..enak banget..koq, Yu..” rayuku lagi
“..Mas..nggak jijik..?” tanya Ayu
“..nggak sayang..malah..Mas yang keenakan..” rayuku lagi
“..ih..eng..” Ayu masih jijik.
“..oke deh..gimana kalo mulai dengan ini dulu..” kataku sambil mengulum bibirnya dalam-dalam.
“..emh..” hanya itu suara yg aku dengar dari mulut Ayu.
Aku yg berdiri dibelakang Ayu kali ini mengulum bibir Ayu dalam-dalam.
Ciumanku aku arahkan ke tengkuk lehernya sambil ku jilati tengkuk leher
yang putih mulus itu.
“.emh..Mas..ohh....” hanya itu suara dari mulut Ayu membalas seranganku.
Ciuman dan jilatanku aku arahkan ke dagu dan leher Ayu terus ke bawah. Tapi kausnya masih menghalangi aksiku.
“..Ayu..bajunya, Mas..buka yah..?” bisikan rayuanku
“..emh..” hanya itu suara yg keluar dari mulut Ayu. Aku tak tahu apakah itu berarti ya atau tidak.
Perlahan-lahan aku tarik bajunya Ayu tak memberontak sedikitpun. Aku
teruskan menarik kaus itu hingga terlepas. Tak ku sia-siakan kesempatan
ini sambil terus membuka BH-nya. Aku tarik kancing BH-nya yg berukuran
36B. Aku lihat tulisan itu pada tanda label pada BH-nya. Kini tubuh Ayu
sudah topless dan siap aku gempur bagian atasnya.
Perlahan-lahan aku papah Ayu ke kasur yang ada dilantai kamarku. Aku baringkan ia dan aku teruskan aksiku tadi.
“..Ayu..mau diterusin gak nih..” tanyaku. Aku takut nanti ia melapor pada orangtuanya kalau ia diperkosa.
“..engh..mmhh..main atas aja yah..Mas..sshtt..” pintanya dalam keadaan horny
Rupanya Ayu sudah beberapa kali main pas foto dengan teman-temannya dulu
waktu disekolah. Jadi ia sudah tak heran lagi dengan yang beginian.
Kali ini bibirku mengulum dan lidahku menjilati buah dada yang bulat
dengan putting susu berwarna coklat kemerahan mengacung ke atas. Aku
mengulumnya sambil lidahku memainkan putting susu itu. tanganku
menggerayangi buah pantatnya yg padat berisi. Aku teruskan dengan
membuka celana pendek yang dikenakannya. Kali ini Ayu agak bertahan. Dia
tidak mau menaikkan pinggulnya supaya celananya mudah diperosotkan.
Sementara itu aku melepaskan celana pendek kolorku dan juga kausku
hingga aku hanya celana dalam saja.
“..emh..jangan..mas..sshh..” pinta Ayu dalam desahannya.
“..gimana..Mas..bisa ngejilatin itunya Ayu..?” tanyaku
“..engh..jangan..mass..sshh..main atas aja..” pinta Ayu
“..nggak koq..Yu..Mas Cuma mo liat ama jilatin itunya kamu aja..Mas nggak akan ngapa-apain deh..” rayuku
Setelah itu Ayu seperti membolehkanku. Terbukti kali ini ia mengangkat
sedikit pinggulnya supaya celananya bisa diperosotkan. Aku ambil dua
sekaligus celana dalam dan celana luarnya sehingga Ayu langsung
telanjang bulat. WOW! Kini tubuh yang selama ini aku idam-idamkan
terpampang jelas didepan mata
“..ih..mas..tapi mas..jangan yah..” pintanya supaya aku juga tidak telanjang
“..lho..kenapa sayang..?” tanyaku
“..engh..jangan..deh..” pintanya lagi sambil kedua tangannya mencoba menutupi bagian paling pribadinya
“..kenapa..kamu takut..?” tanyaku
“..engh..cukup deh..gini aja..Ayu takut, Mas..” katanya dibalik nafasnya yang menderu
Aku tahu kalau Ayu masih perawan dan aku juga tak mau merusaknya. Hanya
ingin memainkannya saja. Aku perhatikan bentuk tubuh Ayu yang
benar-benar indah itu. Buah dada yang bulat dengan putting susu coklat
kemerahan mengacung menantangku. Perut yang mulus putih bersih dan
kencang. Paling utama bagian dibawah perut yang ditutupi bulu-bulu
halus. Dibalik bulu halus itu terdapat bongkahan daging merah dengan
celah yang sempit dari situ tersembul seonggok daging kecil seperti
kacang merah merekah.
“..Ayu..punya kamu indah..banget..sayang..” kataku sambil mendekati vaginanya dan langsung mengulumnya..
“..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” Ayu melenguh dan mendesah penuh kenikmatan ketika bibirku mengulum bibir vaginanya.
“..gimana enak..kan sayang..?’ bisikku.
“..emh..sshtt.ough..sshhtt..ough..sshhtt..ough..” suara desahan itulah yang keluar dari mulut Ayu.
Aku kulum-kulum kelentitnya sambil sesekali lidahku menerobos celah
sempit dibawah kelentitnya. Aku julurkan lidahku dalam-dalam hingga
lidahku aku merasakan seperti ada yang menghalanginya. Aku semakin yakin
kalau Ayu masih benar-benar perawan. Sementara itu cairan putih bening
tak henti-hentinya keluar dari kelentitnya membasahi lidah dan bibirku.
Aku jilat dan aku hisap lalu aku telan cairan kenikmatan itu seperti
halnya aku kehausan.
Cukup lama juga aku menjilati liang vagina itu. Sambil mulutku bermain
di liang vaginanya tanganku melepas celana dalamku. Satu-satunya kain
penutup tubuhku yang menutupi batang penisku. Tanpa sepengetahuannya aku
berhasil melepas celana dalamku. Kini tubuhku dan tubuh Ayu sama-sama
polos dan telanjang bulat. Kali ini tinggal Ayu saja yang menentukan
apakah boleh atau tidak batang penisku yang sudah panjang dan keras
untuk menerobos liang vaginanya.
Tak lama kemudian nafas Ayu semakin cepat dan mulutnya meracau seperti ingin menjerit.
“..auwfh..sshtt..engh..emh..augh..enaxxx..mmasshh..sshtt..ough..” begitu
erangnya dan kali ini aku tahu kalau Ayu sedikit lagi akan mencapai
orgasme.
Disini aku atur siasat. Aku hentikan jilatan dan kulumanku ke liang
vagina Ayu hingga Ayu hampir sadar. Wajahnya yang tadi merekah kini
perlahan-lahan kembali normal. Ada sedikit kekecewaan diwajah Ayu.
“..Ayu..sayang..kamu mau..kan..?” tanyaku
“..Mas..engh.. ayo dong..” begitu pinta Ayu ditengah-tengah desahan nafasnya yang tersengal
“..iya..sayang..tapi kamu mau..nggak..?” tanyaku lagi
“..iya deh..mas..Ayu mau apa aja yang Mas suruh..tapi..” aku melihat Ayu seperti mengiba padaku
“..oke..deh..punya..Mas..boleh kan dimasukin..?” tanyaku
“..iya..he..eh..egh..ayo..dong..” Ayu meminta padaku
“..ayo..apa..ayo..apa..sayang..” tanyaku pura-pura
“..Ayu mau yang tadi..” pinta Ayu
“..yang tadi..yang mana..?” tanyaku pura-pura
“..engh..” Ayu meminta dengan manja sambil menjambak rambutku dan mengarahkan pada liang vaginanya.
“..yang ini sayang..emgh.” aku teruskan lagi jilatanku..
“..iyah…ough..emh..yesshh..ough.emh..sshhtt..oufh…sshhtt..oughh..”
begitu desah Ayu menimpali jilatanku hingga Ayu hampir orgasme lagi
dan..
“..Ayu..mas..boleh yah..masukin..” tanyaku sambil batang tongkolku sudah menunggu dibibir vaginanya.
“..emggh..” Ayu mendesah sambil matanya terpejam dan siap menerima batang tongkolku
“..boleh..nggak sayang..emh..?” tanyaku sambil memainkan batang tongkolku dibibir vaginanya
“…” Ayu terdiam namun ia sediki mengangkat pinggulnya dan aku langsung
siap mencobloskan batang penisku yang sudah keras dan panjang ini ke
liang vaginanya. Namun baru didorong sedikit batang penisku seperti
terpeleset begitu terus menerus hingga…
“..augh..sshhtt..” Ayu merintih
“..dikit..lagi.yah..sayang..enaxx..koq..” rayuku
“..augh..pelan-pelan..mas..aduh..sshhakit..” rintih Ayu aku lihat sedikit airmata dimatanya
Aku dorong perlahan-lahan batang penisku hingga
“..SLEB..SLEB.. BLESSS!!!” batang penisku berhasil amblas ke liang vagina Ayu
Aku diamkan sesaat batang penisku didalam liang vagina Ayu. Aku biarkan
otot-otot vagina Ayu supaya terbiasa dulu dengan batang penisku yang
baru saja menerobos liang vaginanya. Batang penis yang selama ini belum
pernah menerobos liang vagina Ayu kini merintih.
“..sshhtt..auh..sshhtt..sakit..Mas.” aku lihat sedikit airmata dimata Ayu.
“..iya..sayang..aku tahu..sebentar lagi enak koq..yah..” kataku sambil mengulum bibirnya
Setelah itu aku liukkan perlahan-lahan pinggulku untuk memainkan batang
penisku didalam liang vagina Ayu. Ayu yang tadi merintih kesakitan kini
kembali mendesah penuh kenikmatan.
“..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” begitu suara desahan Ayu mengiringi liukan dan terjangan batang penisku
“..ouh..Yu..kamu enaxx..banget..Yu..egh..” kataku memuji-mujinya.
Posisi tubuh kami aku atur. Kaki Ayu aku lingkarkan dipinggulku dan
kedua kakiku terlipat supaya batang penisku benar-benar pada posisi yang
enak diliang vagina Ayu.
Permainan ini terus berlangsung hingga dua puluh menit kemudian.
“..ough..eghh..ough..ough..egh..emh..sshhtt..ough…shhtt..ouggh..sshtt..ough..”
mulut Ayu mendesah-desah penuh kenikmatan sambil meracau
“..massshhtt..augh..enaxxx..banget..mmhh…sshhtt..oughh…sshhtt..ough..shhtt..ough
..” tangan Ayu memeluk punggungku erat-erat sambil kedua kakinya mencengkram erat-erat pinggangku. Ayu sebentar lagi orgasme.
“..tenang..sayang..aku juga bentar lagi..koq..” kataku sambil mempercepat liukkan pinggulku dan akhirnya..
“..augh..augh..aarghh..emh..emh..ouh..” Ayu mengerang panjang dan
diakhiri dengan desahan-desahan lambat. Aku rasakan otot-otot
divaginanya berdenyut-denyut seperti menyedot batang penisku.
Diperlakukan begitu, batang penisku jadi terasa berdenyut-denyut akan
ada yang keluar lalu tak lama kemudian.
“..Oooh..Ayuu..enaxx..” kataku sambil diikuti dengan semburan cairan kenikmatanku menembak dirahimnya.
“CROT..CROT..CROTT..!” batang penisku menyemprotkan cairan sperma penuh
kenikmatan. Aku merasakan denyutan-denyutan yang dahsyat dibatang
penisku.
Setelah itu bibir kami berpagutan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan
orgasme yang kami rasakan. Perlahan Ayu mengendorkan cengkeramannya dan
kembali rileks.
“..makasih banget yah, Yu..kamu mau begini sama aku..” kataku sambil membelai rambutnya
“..he-eh..makasih juga yah, Mas..Ayu gak sia-sia kehilangan keperawanan kalo seenak ini..” kata Ayu yang membuatku kaget
“..jadi kamu nggak nyesel..?” tanyaku
“..nggak..eh..malah..Ayu jadi pengen dan pengen terus beginian sama..Mas..” sahutnya blak-blakan
“..eh..bagus deh..” kataku sambil menariknya ke pangkuanku dan kami kembali berciuman.
Lalu setelah cukup terangsang aku dan Ayu kembali bersenggama dengan
berbagai posisi. Hari itu tak kurang dari empat kali kami bersenggama
dikamar hingga siangnya kami sama-sama kelelahan lalu tertidur. Sorenya
setelah bangun dari tidur kami mandi berdua dan masih melakukannya
dikamar mandi.
Setelah kejadian itu aku dan Ayu masih melakukannya jika ada kesempatan
hingga setahun kemudian. Ayu pindah ke daerah untuk kuliah. Hingga detik
ini aku tak tahu bagaimana kabarnya ia sekarang ini.